Monday, January 10, 2011

~ASAS TILAWAH AL-QURAN~






Sahih International
O mankind, fear your Lord, who created you from one soul and created from it its mate and dispersed from both of them many men and women. And fear Allah , through whom you ask one another, and the wombs. Indeed Allah is ever, over you, an Observer.






Sahih International
And give to the orphans their properties and do not substitute the defective [of your own] for the good [of theirs]. And do not consume their properties into your own. Indeed, that is ever a great sin.


sebahagian daripada laman web : http://quran.com/4

~KHAT~





asas mempelajari cara menulis khat.




anda boleh mengunjungi laman blog yg tentera di bawah untuk mempelajari seni khat dengan lebih mendalam...


http://callidesign.blogspot.com/2007/04/tutorial-1-khat-nasakh.html

Sunday, January 9, 2011

~HAFAZAN~



Panduan Menghafal Al-Quran

  1. Melancarkan ayat-ayat atau surah-surah yang akan dihafal
  2. Pastikan tidak ada kesalahan pada baris,sifat-sifat huruf,menepati makhraj dan hukum-hukum tajwid
  3. Cuba baca 2 halaman dalam masa 5 atau 6 minit tanpa satu kesalahan
  4. Setelah bacaan lancar (tidak tersangkut)barulah mula menghafal
  5. Cuba hafal satu-satu ayat atau dua tiga ayat atau setengah halaman atau satu halaman
  6. Mulakan menghafaldengan penuh perhatian dan hati yang khusyuk
  7. Hafal beberapa ayat dan diulang balik yang telah dihafal
  8. Setelah dihafal cuba perdengarkan kepada orang lain sekurang-kurangnya 2 atau 3 kali
  9. Cuba menghafal ditempat-tempat yang agak sunyi
  10. Cuba menghafal di masa-masa yang segar dan tenang
  11. Jika penat berhenti berehat.Kemudian teruskan menghafal
  12. Bacaan didengar oleh orang lain ,supaya tidak berlaku kesalahan pada baris,sifat-sifat huruf,menepati makhraj dan hukum-hukum tajwid
  13. Cuba membaca dalam sembahyang
  14. Bangun sembahyang Tahajjud tengah malam
  15. Sembahyang subuh diawal waktu
  16. Sentiasa mengulangi ayat-ayat atau surah-surah yang telah dihafal
  17. Jangan menukar Al-Quran yang digunakan untuk dihafal
  18. Menggunakan Al-Quran yang menepati Mushaf Uthmani
  19. Menggunakan Al-Quran yang halamannya dimulai dengan awal ayat dan akhirnya dengan akhir ayat
  20. Memulakan hafal dengan bermohon kepada Allah agar dimudahkan menghafal dan menutupnya dengan bermohon agar dipelihara hafalan.

Saturday, January 8, 2011

BAHASA ARAB..!!!



مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
MufradTarjamahMutsannaTarjamah
رَجُلٌ= seorang laki-lakiرَجُلاَنِ= dua orang laki-laki
جَنَّةٌ= sebuah kebunجَنَّتَانِ= dua buah kebun
مُسْلِمٌ= seorang muslimمُسْلِمَانِ= dua orang muslim
مُسْلِمَةٌ= seorang muslimahمُسْلِمَتَانِ= dua orang muslimah
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya :
MufradTarjamahJamakTarjamah
اِبْنٌ= seorang putera
بَنُوْنَ
= putera-putera
بِنْتٌ= seorang puteriبَنَاتٌ= puteri-puteri
مُسْلِمٌ= seorang muslimمُسْلِمُوْنَ= muslim-muslim
مُسْلِمَةٌ= seorang muslimahمُسْلِمَاتٌ= muslimah-muslimah
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak :
MufradTarjamahJamakTarjamah
رَسُوْلٌ
= seorang rasulرُسُلٌ= rasul-rasul
عَالِمٌ= seorang alimعُلَمَاءُ= orang-orang alim
رَجُلٌ= seorang laki-lakiرِجَالٌ= para laki-laki
اِمْرَأَةٌ= seorang perempuanنِسَاءٌ= perempuan-perempuan
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!

~IMLAK~

مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)
Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan haiwan) dan ada pula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Contoh Isim MudzakkarContoh Isim Muannats
عِيْسَى(= 'Isa)مَرْيَم
(= Maryam)
اِبْنٌ
(= putera)
بِنْتٌ(= puteri)
بَقَرٌ(= lembu jantan)بَقَرَةٌ(= lembu betina)
بَحْرٌ(= laut)رِيْحٌ(= angin)
Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)
b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)
c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'),  سَمْرَاء (=pirang)
Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas. 
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)
Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah)طَلْحَة (= Thalhah)مُعَاوِيَة (= Muawiyah)
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan!



SIRAH...!!!




Perang Badar (17 Ramadan 2 H)

Perang Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin Quraisy Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy. Selanjutnya kaum Quraisy terus menerus berupaya menghancurkan kaum muslim agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin. Dalam peperangan ini kaum muslim memenangkan pertempuran dengan gemilang. Tiga tokoh Quraisy yang terlibat dalam Perang Badar adalah Utbah bin Rabi'ah, al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim seperti Ali bin Abi Thalib. Ubaidah bin Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib. adapun di pihak muslim Ubaidah bin Haris meninggal karena terluka.

Perang Uhud (Syakban 3 H)

Perang Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid mendapat bantuan dari kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi Muhammad SAW segera mengadakan musyawarah untuk mencari strategi perang yang tepat dalam menghadapi musuh. Kaum Quraisy akan disongsong di luar Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin Ubay membelot dan membawa 300 orang Yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700 orang yang tersisa, Nabi SAW melanjutkan perjalanan sampai ke Bukit Uhud. Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut memungut harta rampasan. Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam. Tentara Islam menjadi terjepit dan porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi SAW terbunuh. Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) meninggal terbunuh.

Perang Khandaq (Syawal 5 H)

Lokasi Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini juga dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang Yahudi juga mencari dukungan kabilah Gatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja', Bani Sulaim, Bani Sa'ad dan Ka'ab bin Asad. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil. Pasukannya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera menyiapkan strategi perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh. Salman al-Farisi, sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman tentang seluk beluk perang, mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (Khandaq). Ia menyarankan agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan pasukman musuh akan terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata berhasil menghambat pasukan musuh.



Perang Khaibar (7 H)

Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan. Pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang benteng pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim mengepung dan memutuskan aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu ternyata berhasil dan akhirnya pasukan muslim memenangkan pertempuran serta menguasai daerah Khaibar. Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari Khaibar. Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.

Perang Mu'tah (8 H)

Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Penolakan ini disampaikan dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian mengirimkan pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan Perang Mu'tah karena terjadi di desa Mu'tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslim mendapat kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani yang dibantu pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik pasukan muslim kembali ke Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik pasukan muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat wilayah tersebut. Banyak kabilah Nejd, Sulaim, Asyja', Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara masuk Islam karena melihat keberhasilan dakwah Islam.

Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)

Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah hancur akibat kalah perang di Mu'tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza'ah yang berada dibawa perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera memerintahkan pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin tidak mendapat perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum Quraisy masuk Islam.

Perang Hunain ( 8 Safar 8 H)

Perang Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang terdiri dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini terjadi di Lembah Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi SAW kemudian menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.

Perang Ta'if (8 H)

Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari Hunain, sampai di kota Ta'if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad SAW mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Ta'if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang merupakan sumber daya alam utama penduduk Ta'if. Penduduk Ta'if pada akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan Islam.

Perang Tabuk (9 H)

Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam barisan Islam.

Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H)

Perang ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah. Rasulullah SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah tersebut. Rasulullah SAW selanjutnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah untuk membantu kaum muslim apabila dibutuhkan.

Monday, January 3, 2011

~TAUHID~

Memahami Konsep Tauhid



Pengertian Tauhid

Mengesakan Allah , tuhan yang tiada sekutu bagiNya, yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, kesucian, kebesaran dan keadilan .

Pengertian Iman

Keyakinan yang kukuh dengan hati, mengakui dengan lidah dan melaksanakan dengan anggota.

Rukun Iman dan Pengertiannya

Rukun
Percaya kepada Allah
Sifat Allah
Wajib
Mustahil
Harus

Percaya kepada Malaikat
Malaikat yang wajib dipercayai secara tafsili
Jibril Menyampaikan wahyu
Mikail Membawa rezeki
Israfil Meniup sangkakala
'Izrail Mencabut nyawa
Munkar Menyoal mayat di dalam kubur
Nakir Menyoal mayat di dalam kubur
Raqib Mencatit amalan kebajikan
Atid Mencatit amalan kejahatan
Malik Menjaga pintu neraka
Ridwan Menjaga pintu syurga

Percaya kepada Kitab
Kitab Samawi
Al-Quran
Injil
Zabur
Taurat

Percaya kepada Rasul
1. Adam
2. Idris
3. Nuh
4. Hud
5. Saleh
6. Ibrahim
7. Luth
8. Ishak
9. Ismail
10. Ya'qub
11. Yusuf
12. Ayub
13. Syu'aib
14. Harun
15. Musa
16. Ilyasa'
17. Zulkifli
18. Daud
19. Sulaiman
20. Ilyas
21. Yunus
22. Zakaria
23. Yahya
24. Isa
25. Muhammad S.A.W.

Percaya kepada Hari Akhirat

Percaya kepada Qadha’ dan Qadar
Erti Qadha' adalah perlaksanaan setiap satu perkara
Erti Qadar pula adalah ketentuan setiap satu perkara
Oleh itu percaya kepada Qadha' dan Qadar adalah setiap perkara yang terjadi itu adalah kehendak dan ketentuan Allah

~ASAS AKHLAK ISLAMI~




Taubat

1. Iaitu kembali daripada keburukan kepada kebaikan dengan beberapa syarat yang tertentu.

2. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud :

” Dan mohonlah ampun kepada Allah , sesungguhnya ia Maha
Pengampun lagi Maha Mengasihani ”.
( Surah Al – Muzammil - Ayat 20 )

3. Syarat-syarat taubat adalah seperti berikut :

Meninggalkan maksiat atau perkara dosa tersebut.
Menyesal atas maksiat atau dosa yang telah dilakukan.
Bercita-cita tidak akan mengulanginya lagi.
Mengembalikan hak-hak makhluk yang dizalimi.
Mengerjakan perkara-perkara fardhu yang telah luput.
4. Setiap manusia tidak dapat mengelakkan dirinya daripada tersalah dan terlupa, melainkan manusia yang Ma’asum ( terpelihara daripada dosa ) seperti rasul-rasul dan nabi-nabi.

5. Seseorang itu hendaklah bersungguh-sungguh memelihara diri daripada dosa iaitu dengan memelihara seluruh anggota daripada melakukan perkara-perkara yang ditegah oleh agama.

6. Beberapa faedah dan hikmah taubat iaitu:

Menghidupkan jiwa yang resah kerana dosa.
Mendekatkan diri kepada Allah S.W.T .
Meningkatkan ketaqwaan diri.
Membenteras tipu-daya syaitan yang selama ini memerangkap manusia
dengan berbuat dosa dan maksiat.
Memperolehi kemuliaan dan anugerah Allah S.W.T. dalam hidup di dunia
dan akhirat.



( Dipetik daripada - Hidup Bertaqwa Oleh Dato’ Hj. Ismail bin Hj. Kamus
M / S 269 - 273 )

~TASAWWUF ISLAM~




1. Pengertian Ilmu Tasawwuf :

Ilmu tasauf ialah ilmu yang menyuluh perjalanan seseorang mukmin di dalam membersihkan hati dengan sifat-sifat mahmudah atau sifat-sifat yang mulia dan menghindari atau menjauhkan diri daripada sifat-sifat mazmumah iaitu yang keji dan tercela .

2. Ilmu tasawwuf bertujuan mendidik nafsu dan akal supaya sentiasa berada di dalam landasan dan peraturan hukum syariat Islam yang sebenar sehingga mencapai taraf nafsu mutmainnah .

3. Syarat-syarat untuk mencapai taraf nafsu mutmainah:

a) Banyak bersabar .
b) Banyak menderita yang di alami oleh jiwa .

4. Imam Al-Ghazali r.a. telah menggariskan sepuluh sifat Mahmudah / terpuji di dalam kitab Arbain Fi Usuluddin iaitu :

1) Taubat .

2) Khauf ( Takut )

3) Zuhud

4) Sabar.

5) Syukur.

6) Ikhlas.

7) Tawakkal.

8) Mahabbah ( Kasih Sayang )

9) Redha.

10) Zikrul Maut ( Mengingati Mati )

5. Dan Imam Al-Ghazali juga telah menggariskan sepuluh sifat Mazmumah / tercela / sifat keji di dalam kitab tersebut iaitu :

1) Banyak Makan

2) Banyak bercakap.

3) Marah.

4) Hasad.

5) Bakhil.

6) Cintakan kemegahan.

7) Cintakan dunia .

8) Bangga Diri.

9) Ujub ( Hairan Diri ).

10) Riya' ( Menunjuk-nunjuk ).

~FEQAH~



Taharah / Bersuci

1. Definisi :

i) Dari segi bahasa : Suci dan bersih
ii) Dari segi istilah syarak : Suci dan bersih daripada najis atau hadas.

2. Taharah ialah anak kunci dan syarat sah salat.

3. Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan.

4. Dalil naqli tentang suruhan bersuci adalah sebagaimana firman Allah s.w.t. dalam Surah al-Anfal, ayat 11 yang bermaksud :

" Dan (ingatlah ketika) Dia menurunkan kepada kamu hujan daripada langit untuk mensucikan kamu dengannya... "

Rasulullah s.a.w. pernah bersabda yang bermaksud :

" Agama islam itu diasaskan di atas kebersihan "

5. Tujuan taharah ialah bagi membolehkan seseorang itu menunaikan solat dan ibadah-ibadah yang lain.

6. Hikmah disuruh melakukan taharah ialah kerana semua ibadah khusus yang kita lakukan itu adalah perbuatan mengadap dan menyembah Allah Ta'ala. Oleh itu untuk melakukannya, maka wajiblah berada di dalam keadaan suci sebagai mengagungkan kebesaran Allah s.w.t. .

7. Faedah melakukan taharah ialah supaya badan menjadi bersih, sihat dan terjauh daripada penyakit serta mendatangkan kegembiraan kepada orang yang melaksanakannya.

8. Syarat wajib taharah ialah :

Islam
Berakal
Baligh
Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ).
Tidak lupa
Tidak dipaksa
Berhenti darah haid dan nifas
Ada air atau debu tanah yang suci.
Berdaya melakukannya mengikut kemampuan.
9. Taharah adalah sebagai bukti bahawa Islam amat mementingkan kebersihan dan kesucian.

10. Ahli fiqh bersepakat mengatakan harus bersuci dengan air yang suci (mutlaq) sebagaimana firman Allah:


025.048 وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
Maksudnya :
"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa khabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih "

11. Selain itu, harus menggunakan kertas atau batu ketika beristinja' dan tanah atau debu tanah sebagai ganti air bagi mengharuskan solat yang dikenali sebagai tayammum.

12. Jelasnya, alat–alat untuk bersuci itu ialah:

Air mutlaq, iaitu air semata-mata tanpa disertakan dengan sesuatu tambahan atau sesuatu sifat. Air mutlaq ini terbahagi kepada beberapa bahagian:
Air yang turun daripada langit. Ia terbahagi kepada tiga, iaitu air hujan, air salji yang menjadi cair dan air embun.
Air yang terbit daripada bumi. Ia terbahagi kepada empat, iaitu air yang terbit daripada mata air, air perigi, air sungai dan air laut.
Tanah, boleh menyucikan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu dan tidak bercampur dengan sesuatu. Firman Allah:



004.043 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلا جُنُبًا إِلا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan berjunub), terkecuali sekadar berlalu sahaja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau dalam bermusafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. ”
(Surah Al-Nisa’, 4:43)

3. Samak, iaitu membuang bahan-bahan lebihan yang melekat pada kulit dan yang merosakkannya sekira-kira jika direndam atau dibasuh dengan air sesudah disamak, maka kulit itu tetap tidak busuk atau rosak.

4. Takhallul, iaitu arak bertukar menjadi cuka tanpa dimasukkan sesuatu bahan ke dalamnya.




Rujukan Kitab :

1) Kitab Mattlaal Badrain oleh Syeikh Muhammad bin Daud Al-Fatani
2) Ringkasan Ibadah oleh Ibnu Rahmat .
3) Kitab Minhajul Muslim oleh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi .
4) Fiqh Syafii oleh Hj.Idris Ahmad S.H.

~ mari menyebut sifat 20 allah..~

sifat mustahil bagi allah





Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat yang mustahil satu-persatu :


1. ‘Adam beerti “tiada”

2. Huduth beerti “baharu”

3. Fana’ beerti “binasa”

4. Mumathalatuhu Lilhawadith beerti “menyerupai makhluk”

5. Qiyamuhu Bighayrih beerti “berdiri dengan yang lain”

6. Ta’addud beerti “berbilang-bilang”

7. ‘Ajz beerti “lemah”

8. Karahah beerti “terpaksa”

9. Jahl beerti “jahil/bodoh”

10. Mawt beerti “mati”

11. Samam beerti “tuli”

12. ‘Umy beerti “buta”

13. Bukm beerti “bisu”

14. Kaunuhu ‘Ajizan beerti “keadaannya yang lemah”

15. Kaunuhu Karihan beerti “keadaannya yang terpaksa”

16. Kaunuhu Jahilan beerti “keadaannya yang jahil/bodoh”

17. Kaunuhu Mayyitan beerti “keadaannya yang mati”

18. Kaunuhu Asam beerti “keadaannya yang tuli”

19. Kaunuhu A’ma beerti “keadaannya yang buta”

20. Kaunuhu Abkam beerti “keadaannya yang bisu”

Kejadian Alam

Sesungguhnya apabila seseorang itu berfikir dan meneliti kejadian alam ini maka ia dapat petunjuk bahawa Allah s.w.t yang telah menjadikannya.

1. Melihat sesuatu kejadian yang ada disekeliling kita seperti kerusi atau meja dan sebagainya maka kita dapati kerusi atau meja tersebut tidak boleh ada dengan sendirinya melainkan ada yang membuatnya dan yang mengadakannya.

Maka dengan itu kita beri’tiqad dan percaya alam ini tidak boleh ada dengan sendirinya melainkan ada yang menjadikan dan menciptakannya tentulah Allah s.w.t yang Maha Pencipta.

2. Kita meneliti dan mengkaji dengan lebih jauh lagi akan perbuatan-perbuatan orang yang membuat kerusi atau meja ada yang berbagai bentuk dan rupa, yang mana mereka sentiasa membuat dan mengukir kerusi atau meja tadi dengan lebih baik dan lebih halus lagi ukirannya tetapi tidak pernah lengkap dan sempurna.

Maka itu kelemahan dan kekurangan manusia yang mengikut kadar dan ilmu serta kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah Ta'ala. Maka kita menyedari bahawa Allah Ta’ala adalah Maha Sempurna di dalam mencipta kejadian alam ini.

3. Kita melihat akan kejadian langit dan bumi ini dan alam cekerawala ini daripada manusia, bulan, matahari, haiwan, tumbuh-tumbuhan yang mana setiap jenis dijadikan dengan cukup lengkap dan sempurna. Contohnya manusia yang dijadikan adalah sebaik-baik kejadian iaitu: berakal, bertutur, mendengar dan lain-lain sifat lagi.

Dan apabila kita perhatikan alam cekerawala seperti bumi, langit, bulan, matahari dan lain-lain yang mana semuanya dicipta untuk manafaat dan keperluan semua makhluk yang mana semua itu melemahkan akal para cerdik pandai memikirkan segala kejadian tersebut yang tiada tolok bandingnya. Maka nyatalah di sini bahawa penciptanya mempunyai kuasa yang Maha Sempurna, Ilmu yang Maha luas dan bersifat dengan segala sifat kesempurnaan yang Maha Suci dari segala sifat kekurangan.

Sesungguhnya dari Kaedah Syar’iyyah dan berita para Nabi bahawa yang menjadikan alam ini ialah Allah s.w.t kerana segala perbuatanNya menunjukkan bekas bagi segala sifat yang Maha Suci dan tidaklah makhluk dapat mengetahui hakikatnya kerana segala makhluk ciptaanNya sentiasa bersifat lemah dan mempunyai segala kekurangan.


Rujukan : ( Kitab Risalah Tauhid – Abdul Ghani Yahya )

sifat 20 bagi allah

Sifat 20 Bagi ALLAH

Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh orang-orang Islam yang terkandung di dalam al-Quran berjumlah 20 sifat. Termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui.

BIL : 1
SIFAT WAJIB : WUJUD
MAKNA : Ada
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

BIL : 2
SIFAT WAJIB :QIDAM
MAKNA : Sedia
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu sedia ada. Mustahil didahului oleh Adam (tiada)

BIL : 3
SIFAT WAJIB : BAQA
MAKNA : Kekal
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu bersifat kekal. Mustahil ia dikatakan fana (binasa)

BIL : 4
SIFAT WAJIB : MUKHALAFATUHU LILHAWADIS
MAKNA : Tidak sama dengan yang baharu
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baharu yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baharu.

BIL : 5
SIFAT WAJIB : QIYAMUHUU BINAFSIH
MAKNA : Berdiri dengan dirinya sendiri
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu bersendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya.

BIL : 6
SIFAT WAJIB : WAHADAANIYAT
MAKNA : Esa
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

BIL : 7
SIFAT WAJIB : QUDRAT
MAKNA : Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Alah Taala itu Maha Berkuasa. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.

BIL : 8
SIFAT WAJIB : IRADAT
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Menentukan segala-galanya. Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa.

BIL : 9
SIFAT WAJIB : ILMU
MAKNA : Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui.

BIL : 10
SIFAT WAJIB : HAYAT
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu tiada atau mati.

BIL : 11
SIFAT WAJIB : SAMA
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu tidak tuli (pekak). Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.

BIL : 12
SIFAT WAJIB : BASAR
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

BIL : 13
SIFAT WAJIB : KALAM
MAKNA : Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil Allah Taala itu tidak bercakap atau bisu.

BIL : 14
SIFAT WAJIB : QOODIRUN
MAKNA : Maha Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.

BIL : 15
SIFAT WAJIB : MURIIDUN
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa.

BIL : 16
SIFAT WAJIB : AALIMUN
MAKNA : Maha Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil atau tidak mengetahui.

BIL : 17
SIFAT WAJIB : HAYUUN
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil pula Allah itu mati.

BIL : 18
SIFAT WAJIB : SAMI'UN
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

BIL : 19
SIFAT WAJIB : BASIIRUN
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.

BIL : 20
SIFAT WAJIB : MUTAKALLIMUN
MAKNA : Maha Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Taala bisu atau tidak boleh berkata-kata.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...